Ra ri ru re ro
Bara biri
Bira bari
Buru bere
Beru bure
Boro robo
Baris tiga huruf satu
Baris empat huruf dua
Baris lima huruf tiga
Baris enam huruf empat
Baris..aduh lelah aku menambah kata
Sudahlah itu Biru maksudku
A person who was created to live becoming 1% population
Ketika Anda berani mengambil risiko untuk berada dalam ketidaknyamanan, saat itulah Anda mulai BERTUMBUH...
Posted by
What Do You Want If You Have Second Chance???
at
12:09 AM
2
comments
Pelatih Spanyol Vicente del Bosque mengungkap rahasia kenapa timnya bisa mendominasi sepakbola dunia setelah sepakan Andres Iniesta ke gawang Belanda berhasil membuat Spanyol mengawinkan gelar Piala Eropa dan Piala Dunia.
Del Bosque mengatakan, ''Saya kira usaha kami, kemenangan kami.. tidak akan berakhir''.
"Buktinya adalah kelanjutan dari apa yang kami capai sejak merebut gelar Piala Eropa tahun 2008 dan akan terus berlanjut''.
Dalam suasana gembira Del Bosque menyatakan "rahasia kami adalah selalu menikmati setiap pertandingan dan membawa suasana riang di ruang ganti pemain''.
"Spanyol layak untuk menang. Ini melebihi dari sekadar olahraga. Kami akan merayakannya dan dengan bahagia membaginya kemenangan ini kepada seluruh warga Spanyol''.
Meski terkesan diuntungkan dengan keputusan wasit yang memberikan sembilan kartu kuning ke Belanda plus kartu merah untuk Johnny Heitinga, tetapi Del Bosque mengatakan hasil ini ''adalah ganjaran bagi sepakbola indah''.
Bagaimanapun Del Bosque sepertinya enggan mengkritik gaya permainan Belanda.
"Saya harus memberi selamat kepada lawan kami, mereka membuat pertandingan ini menjadi sangat sulit dan mereka memiliki sejumlah peluang bagus''.
"Bertanding melawan Belanda ketika mereka menunjukkan kecepatan bermain itu sangat sulit tapi kami berhasil mengatasinya, secara keseluruhan saya rasa kami mendominasi pertandingan''.
Satu kunci bagi kesuksesan Spanyol adalah dengan memasukkan gelandang Cesc Fabregas, pemain yang membela klub Arsenal tersebut berhasil mengubah pola lapangan tengah Spanyol dan memberi umpan penting ke Iniesta untuk menciptakan gol kemenangan di menit akhir perpanjangan waktu.
Saat mencetak gol, Iniesta membuka bajunya mengungkap tulisan penghormatan bagi Daniel Jarque, pemain Spanyol yang meninggal akibat serangan jantung Agustus tahun lalu dengan sebuah pesan "Dani Jarque selalu bersama kami''.
Iniesta menjelaskan "Saya ingin membawa Dani Jarque bersama tim. Kami ingin merasakan kekuatannya. Kami ingin menghormatinya di dunia sepakbola, dan ini adalah kesempatan terbaik untuk melakukan itu semua''.
"Ini untuk Dani Jarque, untuk keluarga saya, untuk semua warga. Ini adalah hasil dari jerih payah yang lama dan melewati waktu sulit''.
Ditanya mengenai kemungkinan Spanyol mempertahankan gelar di tahun 2014, dia enggan menjawabnya seraya berkata, '' sekarang waktunya untuk menikmati Piala Dunia, kita lihat nanti dalam waktu empat tahun mendatang''.
Posted by
What Do You Want If You Have Second Chance???
at
11:23 PM
0
comments
Satu gol sudah cukup bagi Spanyol untuk membuktikan diri sebagai tim terbaik di ajang Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Gol tunggal Andres Iniesta di menit ke-116 ke gawang Belanda mengantarkan Spanyol untuk kali pertama menjuarai Piala Dunia.
Pertandingan 2 x 45 menit harus diteruskan ke babak perpanjangan waktu karena baik Belanda maupun Spanyol gagal mencetak gol.
Spanyol lebih banyak menguasai bola, dan menampilkan permainan yang selama ini menjadi trade mark mereka, umpan-umpan pendek yang rapi.
Namun Belanda sukses meredam dan menghadang serangan Spanyol berkat permainan yang disiplin, yang menjurus keras.
Wasit Howard Webb dari Inggris harus mengeluarkan delapan kartu kuning dan satu kartu merah untuk para pemain Belanda.
Pelatih Spanyol Vicente del Bosque mengakui pertandingan final ini adalah laga yang sulit.
Sangat sulit. Namun kami memiliki beberapa pemain hebat yang tahu bagaimana bermain di pertandingan yang sulit seperti ini
Vicente del Bosque
"Sangat sulit. Namun kami memiliki beberapa pemain hebat yang tahu bagaimana bermain di pertandingan yang sulit seperti ini," kata Del Bosque.
"Belanda memang memiliki sejumlah peluang namun kami bermain lebih baik," tegas Del Bosque.
Iniesta, sang pencetak gol emas Spanyol mengaku sangat puas.
"Sungguh luar biasa," ujar pemain asal Barcelona ini. "Banyak menyita tenaga, namun saya sangat senang bisa menjuarai Piala Dunia. Ini semua adalah buah dari kerja keras selama ini."
Spanyol menjadi negara kedelapan yang menjuarai Piala Dunia. Prestasi ini diraih dua tahun setelah menjuarai Piala Eropa.
Mereka menyamai prestasi Jerman dan Prancis, yang menjuarai Piala Eropa dan Piala Dunia dalam selang waktu dua tahun.
Bagi Belanda, ini adalah untuk kali ketiga mereka gagal di babak final Piala Dunia.
Posted by
What Do You Want If You Have Second Chance???
at
11:21 PM
0
comments
Jerman tak diragukan adalah salah satu tim terbaik di Piala Dunia kali ini.
Ketika mereka menang 4-0 atas Australia di penyisihan grup, para pemerhati sepak bola mengatakan ini mungkin kebetulan. Juga karena Australia bermain sangat buruk.
Namun ketika empat gol mereka sarangkan ke gawang Inggris dan Argentina, orang kemudian menyadari Jerman memang hebat dan layak menjadi favorit juara. Bahkan beberapa kalangan menilai peluang Jerman menjuarai Piala Dunia lebih besar dibandingkan Belanda dan Spanyol.
Tidak mengherankan bila Jerman lebih diunggulkan dalam laga melawan spanyol di babak empat besar.
Namun di semifinal Tim Panser - julukan untuk Jerman - mati kutu. Tidak ada lagi serangan balik yang mematikan. Tidak ada lagi bola-bola maut yang berawal dari tendangan bebas (set-pieces).
Lemahnya Jerman kali ini tak lepas dari tipe lawan yang mereka hadapi.
Di babak 16 besar dan perempat final, Jerman menghadapi dua tim (Inggris dan Argentina) yang begitu mengakomodasi gaya permainan mereka. Formasi 4-2-3-1 yang dipasang pelatih Joachim Low tak ubahnya seperti mesin perang yang efektif melibas pasukan musuh.
Formasi ini menghasilkan total delapan gol karena lawan selalu melakukan dua kesalahan : terlalu sering kehilangan bola dan terlalu banyak mengirim pemain ke pertahanan lawan.
Kesalahan pertama dilakukan oleh Inggris sementara kesalahan kedua dilakukan oleh anak-anak asuhan Diego Maradona.
Dua kesalahan ini tidak dilakukan oleh Spanyol.
Jerman juga tidak leluasa melakukan serangan balik karena mereka sibuk mempertahankan diri dari gempuran Spanyol sejak menit pertama.
Kenyataan bahwa Jerman tak bisa menyarangkan gol di menit-menit awal juga membuat mereka sulit untuk menerapkan taktik secara maksimal.
Serangan balik praktis menjadi tidak efektif. Bagaimana dengan gol dari tendangan bebas? Senjata ini juga tidak bisa dipakai karena pertandingan semifinal berjalan relatif bersih, sehingga tak banyak tendangan bebas yang bisa dimanfaatkan Jerman.
Tadinya Jerman berharap akan ada banyak peluang dari set-pieces ini antara lain karena dari sisi postur, empat dari lima pemain terjangkung di lapangan dimiliki oleh Jerman.
Situasi ini benar-benar membuat Jerman miskin kreativitas.
Mesut Ozil yang begitu digdaya tak bisa mengobrak-abrik Spanyol. Apakah pemain keturunan Turki ini tampil buruk? Sebenarnya tidak.
Yang terjadi adalah, Ozil tak mendapatkan banyak ruang karena ia harus melewati dua pemain tengah bertipe bertahan, Xabi Alonso dan Sergio Busquets.
Di dua laga sebelumnya, tugas Ozil relatif jauh lebih ringan karena dia hanya melewati satu pemain tengah, Gareth Berry (Inggris) dan Javier Mascherano (Argentina).
Dengan situasi seperti ini, Jerman praktis telah mengubur ambisi mereka untuk menjuarai Piala Dunia.
Posted by
What Do You Want If You Have Second Chance???
at
10:10 AM
0
comments
Carles Puyol mencetak satu-satunya gol untuk membawa Spanyol mengalahkan Jerman dan maju ke final Piala Dunia 2010 Afrika Selatan.
Pemain belakang Barcelona itu menyundul sepak pojok Xavi ketika pertandingan tinggal 17 menit lagi.
Spanyol akan berhadapan dengan Belanda yang mengalahkan Uruguay 3-2 sehari sebelumnya.
Dengan demikian akan muncul juara dunia baru karena baik Spanyol maupun Belanda sama-sama belum pernah memenangkan Piala Dunia.
Pelatih Spanyol Vicente Del Bosque membuat kejutan ketika memutuskan untuk tidak menurunkan striker Fernando Torres dari sejak awal dan menggantinya dengan pemain muda Barcelona, Pedro.
Keputusan itu terbukti tepat karena Spanyol menguasai permainan dari awal hingga akhir, menciptakan peluang demi peluang, dengan Pedro memainkan peran penting di dalamnya.
Pertandingan baru berjalan enam menit ketika Pedro memberi umpan terobosan kepada David Villa yang tinggal berhadapan dengan Manuel Neuer namun tak berhasil mencetak gol.
Lagi-lagi kesempatan tercipta untuk Spanyol, kali ini dimenit ke 14. Lewat umpan otak-atik dari tendangan sudut, Andres Iniesta melakukan umpan tarik tepat ke arah Carles Puyol yang berdiri bebas.
Namun Puyol terlalu bernafsu menyundul bola dan malah melambung jauh ke atas gawang.
Tekanan demi tekanan terus dilakukan, peluang demi peluang terus tercipta, walau tidak sebagus dua peluang yang tercipta di awal pertandingan.
Jerman baru benar-benar mengancam gawang Spanyol di menit ke 32 ketika tendangan Piotr Trochowski memaksa kiper Iker Casillas harus menjatuhkan diri dan menepis bola.
Babak kedua tak jauh berbeda, dengan Spanyol terus menguasai pertandingan dan Pedro menteror pertahanan sebelah kiri Jerman.
Bukannya Jerman tak mampu menciptakan peluang. Peluang terbagus tercipta menit ke-69 ketika Toni Kroos berdiri bebas menerima umpan tarik Lukas Podolski, namun tendangannya terlalu lemah dan terlalu lurus ke arah Casillas.
Posted by
What Do You Want If You Have Second Chance???
at
10:08 AM
0
comments
Belanda memastikan diri maju ke final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan setelah mengalahkan Uruguay 3-2 di Cape Town.
Belanda unggul terlebih dahulu melalui tendangan keras kapten Giovanni van Bronckhorst dari luar kotak penalti. Uruguay menyamakan kedudukan melalui Diego Forlan, juga dengan tendangan keras dari luar kotak penalti.
Belanda menambah dua gol di babak kedua masing-masing melalui Wesley Sneijder dan Arjen Robben. Dua gol ini dicetak dalam hitungan beberapa menit.
Posisi 3-1 sepertinya membuat Tim Oranye - julukan untuk Belanda - sudah mengantongi tiket ke babak final. Namun Uruguay belum menyerah dan mencetak gol di menit-menit terakhir babak kedua melalui tendangan Maximiliano Pereira.
Di injury time ini Uruguay membombardir pertahanan Belanda. Pertandingan yang selama 90 menit berjalan membosankan, tiba-tiba menjadi panas. Namun upaya Uruguay untuk menambah satu lagi gol dan memaksakan babak perpanjangan waktu gagal.
Hasil 3-2 untuk Belanda bertahan hingga peluit panjang sekaligus mengantarkan tim asuhan Bert van Marwijk ke final.
"Ini pertandingan yang sulit. Tapi kami sudah melupakan laga ini karena kami mencapai babak final sekarang," ujar Sneijder.
"Yang paling penting adalah memenangkan pertandingan. Tak ada yang lebih besar dari Piala Dunia. Rasanya luar biasa," imbuh Sneijder seperti dikutip kantor berita AFP.
Pelatih Van Marwijk mengatakan para pemain Belanda layak berbangga.
Yang paling penting adalah memenangkan pertandingan. Tak ada yang lebih besar dari Piala Dunia. Rasanya luar biasa
Wesley Sneijder
"Hebat, kami bisa melakukannya. Sudah 32 tahun (kami menanti). Ini prestasi luar biasa untuk sebuah negara kecil," kata Van Marwijk.
Pemain belakang Uruguay Egidio Arevalo mengaku Belanda bermain lebih baik.
"Kami telah berupaya untuk bisa terus bertahan di turnamen ini. Namun kami dikalahkan oleh tim yang memang lebih baik," kata Arevalo.
Belanda sendiri bermain tidak terlalu istimewa. Tidak banyak pergerakan dan serangan dari bawah bisa dipatahkan para pemain Uruguay.
Dinamika Belanda berubah di babak kedua, tak lepas dari masuknya Rafael van der Vaart menggantikan Demy de Zeeuw. Pelatih Belanda Bert van Marwijk memasang pemain tengah yang bertipe menyerang.
Van der Vaart terbukti bisa membuat serangan Belanda lebih tajam dan ia seperti energi baru bagi tim.
Bagi Belanda, penantian selama 32 tahun telah berakhir. Di babak final hari Minggu, Belanda akan menghadapi pemenang laga Jerman-Spanyol.
Siapapun pemenangnya, partai puncak Piala Dunia 2010 diisi oleh dua tim dari Eropa.
Posted by
What Do You Want If You Have Second Chance???
at
10:07 AM
0
comments
Posted by
What Do You Want If You Have Second Chance???
at
2:18 AM
0
comments
Duel semi final Piala Dunia 2010, antara Belanda kontra Uruguay, Selasa (6/7), diprediksi bakal berlangsung ketat. Pasalnya baik Belanda maupun Uruguay adalah dua tim yang haus gelar juara.
Uruguay, meski memiliki dua gelar juara dunia 1930 dan 1950, prestasi La Celeste, belakangan tenggelam jika dibanding dua tetangganya di kawasan, Argentina dan Brasil. Dan jika Uruguay melangkah ke final, maka itulah final pertama mereka dalam masa lebih dari 50 tahun.
Nama pemain-pemain Uruguay pun kalah tenar jika dibanding para bintang Tango dan Samba. Duel melawan Belanda adalah semifinal pertama Uruguay sejak 40 tahun terakhir.
Dan dengan tersingkirnya Brasil dan Argentina di perempat final - serta Paraguay - maka Uruguay menjadi satu-satunya wakil Amerika Latin yang tersisa.
Dengan menjejakkan kaki di babak semifinal maka Diego Forlan dkk berpeluang mengulang memori babak final Piala Dunia 1950. Kala itu Uruguay yang diperkuat Juan Alberto Schiaffino mempermalukan Brasil di kandangnya Stadion Maracana yang berkapasitas 200.000 penonton.
Namun, itulah prestasi gemilang terakhir La Celeste di kancah Piala Dunia. Bahkan pemegang dua medali emas sepakbola Olimpiade itu, hanya berpartisipasi dalam dua dari lima piala dunia terakhir. Tak hanya itu, Uruguay pun lolos ke Afrika Selatan karena menang di babak play off atas Kosta Rika.
Kini, Uruguay yang lolos lewat 'pintu belakang' ini malahan berpeluang merebut Piala Dunia ketiganya. Syaratnya tentu harus mengalahkan Tim Oranye Belanda di semi final.
Pada Piala Dunia 1974 di Jerman Barat, dunia dibuat takjub dengan penampilan pasukan Oranye yang kala itu ditukangi Rinus Michel, memperkenalkan sistem sepakbola baru total football.
Dengan sistem baru inilah Belanda yang diperkuat nama-nama legendaris seperti Johan Cruyff atau Johan Neeskens, tampil trengginas nyaris tanpa cela.
Permainan atraktif Belanda terus memakan korban termasuk Brasil yang kala itu menyandang gelar juara bertahan, tak mampu menahan gempuran Oranye dan menyerah 2-0.
Dengan permainan gemilang plus kemampuan individu pemain Belanda yang di atas rata-rata membuat Oranye diunggulkan menjadi juara dunia.
Memang, akhirnya Johan Cruyff dkk melaju ke final meski akhirnya berhasil dijinakkan tuan rumah Der Panzer dengan bintangnya kala itu Franz Beckenbauer.
Di Piala Dunia empat tahun setelahnya yaitu di Argentina, Belanda meski tak diperkuat Johan Cruyff tetap memegang teguh prinsip total football. Di Argentina, Belanda pun berhasil melaju ke final sebelum menyerah 1-3 di tangan Mario kempes dkk.
Dua kali kegagalan di final meski mempertontonkan permainan cantik, membuat Belanda dijuluki tim 'Juara tanpa mahkota'. Nah, akahkah gelar ini akan terhapus di Afrika Selatan?
Kemenangan dramatis atas Ghana di babak perempat final, memastikan satu tiket semi final menjadi milik Uruguay. Namun, sayang Uruguay tak akan diperkuat penyerangnya Luis Suarez.
Suarez, yang merumput di Ajax Amsterdam ini, terkena kartu merah ketika menggunakan tangannya untuk memblok peluang gol Ghana di menit terakhir babak perpanjangan waktu di perempat final lalu.
Selain minus Suarez, sang kapten sekaligus palang pintu Uruguay Diego Lugano juga masih disangsikan pulih dari cedera pergelangan kakinya.
Meski tanpa kehadiran Suarez, para pemain Uruguay yakin mereka mampu mengatasi Belanda dan melaju ke babak final.
"Ini adalah momen terpenting negeri kami dan rakyat Uruguay menaruh harapan besar pada kami. Kini kami mewakili seluruh Amerika Latin," kata penyerang Edinson Cavani.
Tanpa kehadiran Suarez tentu menjadi pekerjaan rumah berat bagi pelatih Oscar Washington Tabarez. Apalagi, duet Suarez dan Forlan terbilang cukup subur dengan menghasilkan enam gol.
Dengan absennya Suarez, kemungkinan Tabarez akan memaksimalkan fungsi Diego Cavani atau akan memasang pahlawan adu penalti Sebastian Abreu sejak menit pertama.
Meski usia Abreu terbilang tak muda lagi yaitu 33 tahun, namun Tabarez bisa berharap dari kematangan dan pengalamannya.
Apalagi, striker Botafogo ini juga yang mencetak gol penentu ke gawang Kosta Rika dalam babak play off sehingga meloloskan La Celeste ke Afrika Selatan.
Namun, di lini belakang nampaknya kehilangan seorang Lugano sangat terasa bagi Uruguay. Lubang yang ditinggalkan Lugano, ketika menghadapi Ghana, menjadi salah satu titik lemah Uruguay. Ghana, memperoleh cukup banyak peluang setelah cederanya Lugano. Beruntunglah, tak satupun peluang Ghana itu berbuah gol.
Tentunya, Tabarez tak ingin lubang di lini pertahanan itu menjadi sasaran empuk para penyerang Belanda, yang secara kualitas setingkat berada di atas para pemain Ghana.
Usai mengalahkan Brasil, rasa percaya diri para pemain Belanda meningkat tajam. Kini Arjen Robben dkk yakin bahwa mereka mengalahkan prestasi generasi Johan Cruyff di Piala Dunia.
Memang, total football yang menjadi trade mark Belanda hingga pertandingan perempat final belum terlihat. Belum nampak lagi Belanda yang tampil mematikan sekaligus indah.
Sejauh ini pilihan pelatih Belanda Bert van Marwijk memilih bermain pragmatis ketimbang mengutamakan permainan indah berbuah hasil positif.
Setidaknya, dengan sistem sepakbola pragmatis, Wesley Sneijder dkk tak terkalahkan dalam 24 pertandingan internasional terakhir.
Selain itu, kemenangan lima kali beruntun di putaran final Piala Dunia sudah melampaui generasi Johan Cruyff yang hanya mampu memenangkan empat pertandingan beruntun di Piala Dunia 1974.
Sehingga, kemungkinan kecil Van Marwijk akan mengubah sistem bermainnya dan susunan para pemain inti. Meski demikian Van Marwijk menampik jika Oranye tampil tak atraktif.
"Hanya karena kami belum mencetak banyak gol di Afrika Selatan, maka masyarakat melihat kami tak bermain atraktif. Masyarakat selalu menyamakan permainan atraktif dengan banyak gol," kata mantan pelatih Feyenoord itu.
Van Marwijk menambahkan sejak pertama kali dia menangani tim nasional Belanda, target utamanya adalah membentuk pertahanan yang kuat sebelum melakukan serangan mematikan.
"Apalagi Uruguay adalah tim para petarung. Mereka berani bertarung dan menang. Itulah yang membuat mereka bisa tampil di semifinal. Sehingga, jika kami meremehkan mereka akan sangat berbahaya bagi kami," tambah Van Marwijk.
Di babak semi final, Belanda dipastikan tetap diperkuat Robin van Persie yang dinyatakan fit. Selain itu, bek Joris Mathijsen yang cedea sudah bisa dimainkan kembali.
Namun, Oranye kehilangan gelandang bertahan Nigel de Jong dan bek kanan Gregory van der Wiel akibat akumulasi kartu.
Posted by
What Do You Want If You Have Second Chance???
at
10:34 PM
0
comments
Spanyol, seperti sudah diperkirakan, maju ke semifinal Piala Dunia setelah di babak perempat final menyingkirkan Paraguay 1-0.
Gol tunggal Spanyol dicetak oleh David Villa di menit ke-82.
Andres Iniesta, yang tidak kenal lelah mengobrak-abrik pertahanan Paraguay, melewati dua pemain dan mengirim umpan silang ke Pedro.
Tendangan keras Pedro mengenai tiang gawang, namun Villa yang berdiri di sisi kanan bisa mengantisipasi arah bola, dan menyambar si kulit bundar ke gawang.
Sebelum menggoyang gawang Paraguay, bola sempat menghantam tiang gawang.
Sebelumnya terjadi drama ketika wasit memberi hadiah tendangan penalti untuk Paraguay, menyusul pelanggaran yang dilakukan Pique.
Oscar Cardozo yang ditunjuk sebagai eksekutor gagal mencetak gol untuk Paraguay setelah bola bisa diselamatkan oleh kiper Spanyol Iker Casillas.
Satu menit kemudian Spanyol mendapatkan hadiah penalti karena Antolin Alcaraz menjatuhkan Villa. Xabi Alonso dengan tenang bisa memasukkan bola, namun wasit meminta tendangan diulang.
Tendangan kedua Alonso bisa ditepis oleh kiper Paraguay Justo Villar.
Hingga 10 menit menjelang babak kedua berakhir, kedua tim masih bermain imbang 0-0.
Namun kesabaran Spanyol membuahkan hasil dengan gol Villa, delapan menit sebelum peluit panjang.
Di babak semifinal Spanyol, juara Piala Eropa 2008, akan menghadapi Jerman yang secara meyakinkan menggilas Argentina 4-0.
Mengomentari laga ini, pemain tengah Spanyol Cesc Fabregas mengatakan, "Kami menonton pertandingan Jerman dan mereka adalah salah satu tim terbaik di turnamen ini. Tapi kami siap menghadapi mereka."
Posted by
What Do You Want If You Have Second Chance???
at
10:51 AM
0
comments
Jerman secara meyakinkan menang besar 4-0 ketika menghadapi Argentina di babak perempat final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Kemenangan ini sekaligus mengantarkan Jerman ke babak semi final dan akan menghadapi pemenang pertandingan Spanyol-Paraguay.
Dalam pertandingan ini, Jerman terlihat jauh lebih unggul. Tim Panser ini bermain sangat rapi di semua lini. Tidak hanya itu, Jerman berhasil meredam bintang-bintang Argentina seperti Lionel Messi dan Carlos Tevez.
Jerman langsung unggul ketika pertandingan baru berjalan tiga menit.
Thomas Muller yang berdiri tanpa kawalan memanfaatkan tendangan bebas Bastian Schweinsteiger di sektor kanan pertahanan Argentina.
Anak-anak asuhan Diego Maradona berusaha mengejar ketertinggalan dan mencetak gol balasan, namun hakim garis memutuskan empat pemain Argentina telah berada di posisi off side.
Hingga babak pertama berakhir, papan skor menunjukkan 1-0 untuk Jerman.
Di babak kedua Argentina berupaya menekan Jerman, namun pertahanan Jerman tidak tertembus. Bahkan dengan umpan-umpan pendek dan serangan balik yang cepat, Jerman menambah tiga gol melalui Miroslav Klose dan Arne Friedrich.
Posisi 4-0 untuk Jerman tidak berubah hingga wasit meniup peluit panjang.
Ini adalah untuk kali ketiga Jerman pesta gol di ajang Piala Dunia. Sebelumnya, ketika menghadapi Australia dan Inggris, tim yang diasuh Joachim Loew juga menyarangkan empat gol.
"Kami tampil bagus. Bisa mencetak empat gol ke gawang tim seperti Argentina menunjukkan bahwa kami memang berkelas," kata Loew usai pertandingan.
Bagi Argentina, ini adalah akhir yang mengenaskan. Meski terseok-seok di babak kualifikasi, Argentina menunjukkan sebagai tim kuat di babak pentisihan grup dan di 16 besar.
"Jelas menyakitkan. Kami tahu pertandingan melawan Jerman akan berlangsung ketat dan mereka pasti tidak memberi ruang kepada kami untuk menyerang," kata Carlos Tevez.
"Kami gagal mencetak gol dan mereka layak menang."
Pengamat sepak bola BBC Alan Shearer mengatakan dengan permainan seperti ini, Jerman berpeluang besar menjuarai Piala Dunia tahun ini.
Posted by
What Do You Want If You Have Second Chance???
at
10:45 AM
0
comments
Pelatih Jerman Joachim Loew mengatakan dia tidak perlu lagi memberikan alasan penyemangat bagi timnya guna menghadapi Argentina hari Sabtu.
Dia mengatakan para pemainnya sudah menyadari betul siapa lawan mereka.
Pertandingan perempat final di Cape Town ini merupakan salah satu dari dua pertandingan perempat final yang ditunggu-tunggu, selain partai Brasil-Belanda.
Di kubu Jerman, Lukas Podolski dan Mesut Ozil tampaknya akan fit untuk diturunkan.
Keduanya ikut berlatih hari Jumat, dan hanya penyerang Cacau yang diragukan kondisi fisiknya.
"Kami tidak akan gemetaran karena ketakutan di kamar ganti, menunggu wasit memulai pertandingan," kata pelatih Jerman Joachim Loew kepada para wartawan.
"Saya tahu bahwa dalam pertandingan seperti ini, melawan Inggris di babak 16 besar, dan Argentina, saya tidak perlu lagi menyemangati para pemain."
"Mereka sudah termotivasi penuh, dan ketika mereka masuk ke lapangan mereka sudah siap." kata Loew mengenai tim termuda Jerman sejak tahun 1934, dengan rata-rata pemain berusia 25 tahun.
Pelatih berusia 50 tahun tersebut juga mencoba mengecilkan keributan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ketika para pemain Jerman menuduh tim Argentina sebagai tidak fair, tidak menghormati tim lain, dan tidak pernah rela menerima kekalahan.
Pemain Jerman Bastian Schweinsteiger dan kapten Philipp Lahm merujuk kepada pertandingan perempat final Piala Dunia 2006 ketika Jerman menang adu penalti yang berakhir para pemain, pelatih dan ofisial kedua tim terlibat dalam keributan.
"Ada kebebasan memberikan pendapat dalam tim. Bila anda bertanya kepada saya, saya mengatakan bahwa pertandingan berjalan bagus, tidak brutal, sampai ketika adu penalti selesai."
"Pertandingan berlangsung berimbang. Argentina main dengan penuh semangat dan penuh komitmen dan itulah memang mentalitas mereka, dan kami harus mempersiapkan diri untuk hal tersebtu. Masalah di tahun 2006 terjadi setelah penalti selesai." tambah Loew.
Menurut Loew, Argentina akan tetap bermain menyerang seperti juga yang diperlihatkan oleh tim Jerman.
"Bukanlah bagian dari mentalitas Diego Maradona untuk bermain bertahan."
"Dia selalu memotivasi pemain untuk menyerang. Argentina akan berbahaya ketika menyerang." kata Loew.
Tanpa Perang Kata
Sementara di kubu Argentina, Diego Maradona meminta para pemainnya agar berusaha keras untuk menang dalam pertandingan perempat final melawan Jerman dan menolak perang kata.
"Saya minta mereka untuk berusaha keras karena di belakang mereka adalah seluruh rakyat yang sangat senang dan berharap," kata Maradona yang mengimpikan untuk menambah kemenangan Piala Dunia bagi Argentina setelah juara pada tahun 1978 dan 1986.
Timnas Argentina mencatat kemenangan dari empat pertandingan di Afrika Selatan.
"Kami berusaha keras untuk terus melaju, namun kami tidak dapat memperkirakan apa pun," tambahnya.
Sementara itu pemain tengah Jerman, Bastian Schweinsteiger, memicu perang kata antara kedua tim dengan menyebut Argentina sebagai tim yang "tidak sopan".
"Sikap pemain Argentina di lapangan, bagaimana mereka mencoba mempengaruhi wasit sangat tidak sopan." kata Schweinsteiger.
Namun Maradona menolak untuk terseret dalam perang kata itu.
"Tidak perlu membicarakan lawan. Kami fokus pada pertandingan kami," kata Maradona.
Brasil, juara Piala Dunia lima kali terjungkal dari Piala Dunia dalam kekalahan mengejutkan di perempat final melawan Belanda hari Jumat.
Namun Maradona mengatakan kekalahan Brasil tidak ada pengaruhnya terhadap Argentina.
"Itu masalah Brasil, saya punya urusan lain...pertandingan melawan Jerman. Itulah yang saya pikir," tambahnya.
Argentina bertemu Jerman dalam perempat final Piala Dunia empat tahun lalu. Jerman menang dalam adu penalti dan kedua tim terlibat perkelahian setelah itu. Dua pemain Argentina dikenakan larangan bermain oleh FIFA.
Maradona mengakui timnya akan mencoba melakukan balas dendam atas kekalahan itu.
Lionel Messi yang tidak digunakan sebagai pemain pengganti dalam Piala Dunia 2006, akan menjadi pemain kunci di Cape Town.
Messi banyak disebut sejumlah kalangan akan menjadi pemain terbaik turnamen kali ini, namun sejauh ini belum menunjukkan permainan gemilangnya.
Sebaliknya, pemain Jerman, Mesut Ozil, sejauh ini tampil sangat gemilang di Afrika Selatan.
Messi tidak ikut latihan hari Kamis karena pilek namun diperkirakan akan diturunkan.
Keterampilan Jerman dalam serangan balik dapat membuat Maradona mengganti pemain sayap, Angel Di Maria, dengan Jonas Gutierrez yang lebih kuat dalam poros halang.
Mesut Ozil juga diperkirakan akan diturunkan sebagai tim utama walaupun tidak ikut latihan hari Kamis karena kelelahan.
Kemenangan Argentina pada tahun 1986 adalah satu-satunya kemenangan dalam Piala Dunia pada lima pertandingan melawan Jerman atau Jerman Barat.
Sejak 1990, kedua tim telah bertemu enam kali, termasuk pertandingan persahabatan, dan kekalahan satu-satunya Argentina adalah dalam adu penalti di Piala Dunia 2006.
Posted by
What Do You Want If You Have Second Chance???
at
7:09 PM
0
comments
Langkah Ghana, satu-satunya wakil Afrika yang tersisa di Piala Dunia 2010, terhenti setelah disingkirkan oleh Uruguay di babak perempat final.
Melalui adu penalti Diego Forlan dan kawan-kawan membuktikan diri sebagai tim yang lebih baik dan menang 4-2.
Perebutan satu tiket ke semi final harus ditentukan dengan tendangan penalti setelah hingga babak kedua perpanjangan waktu selesai, Uruguay-Ghana bermain imbang 1-1.
Di akhir babak kedua perpanjangan waktu sebenarnya Ghana mencatat peluang emas.
Namun tendangan penalti Ghana, yang diberikan wasit setelah Luis Suarez menyentuh bola di jantung pertahanan sendiri, gagal dimanfaatkan secara maksimal.
Tendangan Asamoah Gyan terlalu tinggi dan mengenai mistar.
Di adu penalti, dari lima kesempatan, Uruguay hanya gagal sekali sementara untuk Ghana, dari empat kali kesempatan, dua di antaranya gagal masuk.
Di babak empat besar Uruguay akan menghadapi Belanda, yang secara mengejutkan menyingkirkan tim kuat Brasil 2-1.
Posted by
What Do You Want If You Have Second Chance???
at
7:07 PM
0
comments
Taktik Belanda ini membuat frustrasi para pemain Brasil.
Beberapa kali Robinho dan Kaka tampak marah melihat aksi beberapa pemain Belanda yang dengan sengaja tidak langsung memulai kembali pertandingan setelah terjadi pelanggaran.
Selain itu Felipe Melo akhirnya mendapatka kartu merah setelah menekel keras Arjen Robben pada menit ke-74. Masuknya Nilmar menggantikan Fabiano juga tak merubah kondisi.
Kemenangan Belanda ini bisa dikatakan mengejutkan. Kesabaran menjadi salah satu kunci kemenangan Belanda. Tertinggal 1-0 tidak membuat mereka panik.
"Rasanya sungguh luar biasa. Kemenangan ini menunjukkan kepada dunia bahwa kita bisa menang," kata Wesley Sneijder.
Di babak empat besar, Belanda akan menghadapi pemenang pertandingan Uruguay-Ghana sesaat lagi.
Posted by
What Do You Want If You Have Second Chance???
at
11:22 PM
0
comments
Pelatih Belanda Bert van Marwijk memperingatkan pertandingan perempat final Belanda vs Brasil mungkin bukan peristiwa sepak bola yang diharapkan oleh sebagian kalangan.
Laga delapan besar di Porth Elizabeth mempertemukan dua negara yang terkenal karena gaya permainan menyerang dan mengalir bebas.
Namun, van Marwijk bersikukuh zaman Total Football Belanda vs gaya ''samba'' khas Brasil sudah berlalu.
''Masa Total Football itu sudah dahulu sekali. Jika anda bermain seperti itu sangat sulit untuk merebut Piala Dunia,'' kata Van Marwijk.
"Total Football itu dulu tahun 1974. Kami bisa bermain bola sangat bagus selama 20 atau 30 tahun. Itu Total Football, dan saya juga mengingat sepakbola samba Brasil,'' katanya.
''Namun, olah raga berubah, dan sepak bola juga berubah. Ini terkait dengan fakta bahwa semua orang lebih fit, lebih terorganisir,'' ujarnya.
Van Marwijk tidak minta maaf telah membatasi filosofi menyerang yang menjadi tradisi permainan Belanda. Ini mengingat pada awal menjabat pelatih Belanda dia sudah pernah bertekad bahwa dia akan membuat tim Oranye lebih pragmatik.
Bos tim Belanda menggantikan Marco van Basten tidak lama setelah Belanda kalah dari Rusia di ajang Euro 2000, dan pernah menyatakan tim Belanda saat itu ''membuang-buang banyak peluang''.
Mengenai partai perempat final Belanda vs Brasil pada hari Jumat (2/7), van Marwijk mengatakan: ''Saya katakan ketika saya mulai bahwa saya ingin mengajar mereka untuk bertahan.''
Pelatih Belanda Bert van Marwijk mengatakan saat menghadapi Brasil di babak perempat final Piala Dunia 2010, Jumat (2/7), tim Oranye harus rela menjadi underdog alias tidak diunggulkan.
Bos Brasil Dunga juga berusaha mengekang naluri khas tim samba untuk menyerang dengan mengerahkan banyak pemain, dan ini mengundang kecaman deras dari dalam Brasil.
Keputusan Dunga memilih pemain seperti Gilberto Silva dan Felipe Melo - dua pemain defensif - di lapangan tengah, dan kegigihannya untuk mengarahkan agar timnya bertahan sebagai satu kesatuan dari depan dan belakang tanpa bola dicap sebagai takik ''anti-football'' oleh sebagai kalangan di media Brasil.
Namun, dia juga tidak bergeming dari posisinya. ''Kami tidak hidup mengandalkan bakat. Kami hidup mengandalkan hasil,'' katanya.
Prestasi Brasil mendukung filosofi Dunga. Dia sukses mengantar Brasil ke Copa America 2008, Piala Konfederasi 2009 hingga Piala Dunia 2010.
Sejauh ini tim Samba belum terkalahkan di Afrika Selatan, dan banyak yang yakin tim ini tidak hanya bisa menggusur Belanda, tapi juga muncul sebagai peraih Piala Dunia.
Dunga mempredfiksi pertarungan Brasil-Belanda akan menyuguhkan tontonan yang menghibur hari Jumat.
"Kedua tim selalu mencoba bermain. Para pemain memiliki kualitas, merek lakukan yang kita suka saksikan, mencoba mengiring, mengambil peluang, menggunakan kreativitas,'' kata Dunga, 46.
"Mereka selalu memburu gol dan kemenangan. Ketika kedua tim bermain seperti itu, tontonan bagus,'' katanya.
Posted by
What Do You Want If You Have Second Chance???
at
5:01 PM
0
comments
Spanyol menjadi tim terakhir yang maju ke babak perempat final Piala Dunia setelah dalam laga di babak 16 besar mengalahkan Portugal 1-0.
Gol kemenangan Tim Matador dicetak oleh David Villa di menit ke-62.
Gol ini berawal dari umpan Xavi di daerah penalti Portugal. Villa memanfaatkan umpan tersebut dengan melepaskan tembakan keras ke arah Eduardo, kiper Portugal.
Tendangan Villa bisa ditepis Eduardo, namun muntahan bola diterima kembali oleh Villa dan tendangannya yang kedua akhirnya menggoyang gawang Portugal.
Spanyol semestinya bisa mencetak lebih dari satu gol karena Fernando Torres, Villa, dan Sergio Ramos berkali-kali mampu masuk ke jantung pertahanan Portugal. Disiplin yang tinggi menghindarkan Portugal dari kekalahan telak.
Portugal, meski dikurung terus menerus, beberapa kali mencatat peluang emas. Di antaranya melalui tendangan bebas kapten Cristiano Ronaldo di babak pertama.
Namun tendangan lengkungnya bisa dimentahkan oleh Iker Casillas.
Mengomentari kekalahan ini, pelatih Portugal Carlos Queiroz mengatakan Spanyol memang bermain lebih efektif. "Kami hanya bisa melakukan serangan balik namun sayangnya kami tak berhasil mencetak gol," kata Queiroz.
Di babak perempat final nanti Spanyol akan berhadapan dengan Paraguay, yang sebelumnya menundukkan Jepang 5-3 melalui adu penalti. Di atas kertas Spanyo akan bisa mengatasi Paraguay.
"Kami merasa yakin (bisa menang). Namun kami tetap harus berhati-hati. Kami akan tetap berupaya keras dan berharap bisa mencatat sejarah," kata pelatih Spanyol Vicente del Bosque.
Selain Spanyol-Paraguay, enam tim yang memastikan diri maju ke babak delapan besar adalah Belanda, Brasil, Uruguay, Ghana, Argentina, dan Jerman.
Labels:
16 Besar,
C.Ronaldo,
Portugal,
Spanyol,
World Cup 2010
Posted by
What Do You Want If You Have Second Chance???
at
10:20 PM
0
comments
Posted by
What Do You Want If You Have Second Chance???
at
2:19 AM
0
comments
"Portugal bukan hanya Cristiano Ronaldo"
"Kami ingin memenangi pertandingan ini sejak menit pertama"
Posted by
What Do You Want If You Have Second Chance???
at
12:45 AM
0
comments
Perjalanan Jepang di ajang Piala Dunia 2010 terhenti sudah. Mereka kalah terhormat, takluk lewat drama adu pinalti pertama pada Piala Dunia kali ini dengan skor 5-3 setelah bermain imbang 0-0 selama 90 menit dan extra time.
Labels:
Jepang,
Paraguay,
Pinalti
Posted by
What Do You Want If You Have Second Chance???
at
11:57 PM
0
comments
Brasil menampilkan permainan terbaik di Piala Dunia sejauh ini untuk mengkandaskan perlawanan Cile 3-0 dan sekarang akan menghadapi Belanda di perempat final.
Gol Luis Fabiano adalah yang paling cantik setelah dia mendapatkan umpan pendek kombinasi dari permainan Kaka dan Robinho sebelumnya.
Namun di setengah jam pertama, pertandingan berlangsung imbang.
Cile tampak tidak memperdulikan nama besar yang disandang Brasil, dan peluang tim Samba ini hanya muncul dari tendangan jauh Gilberto Silva yang ditepis oleh kiper Cile Claudio Bravo.
Kaka yang bermain lagi setelah absen dalam pertandingan melawan Portugal karena mendapatkan kartu merah melawan Pantai Gading, terkena kartu kuning karena melakukan pelanggaran terhadap Arturo Vidal.
Gol Brasil baru muncul di menit 34 ketika tendangan penjuru Maicon ditanduk oleh Juan dari dalam kotak penalti tanpa satupun pemain Cile yang bisa menghalanginya.
Empat menit kemudian Luis Fabiano menambah gol kedua bagi Brasil.
Setelah turun minum, pelatih Cile Marcelo Bielsa menarik pemain belakang Pablo Contreras dan memasukkan gelandang menyerang Rodrigo Tello, namun Cile tetap tidak mampu menembus pertahanan Brasil.
Di menit 59 Ramires yang membawa bola dari belakang melewati beberapa pemain Cile sebelum memberi umpan kepada Robinho yang melepaskan tembakan melengkung membuat kedudukan 3-0 untuk Brasil.
Brasil akan menghadapi Belanda yang sebelumnya menang 2-1 atas Slowakia di Durban.
Pertandingan perempat final ini akan berlangsung hari Jumat.
Posted by
What Do You Want If You Have Second Chance???
at
5:18 PM
0
comments
Arjen Robben dan Wesley Sneijder membawa Belanda ke perempat final Piala Dunia, setelah menang mudah 2-1 atas Slowakia di babak kedua hari Senin.
Pemain sayap Robben, yang turun pertama kalinya di Afrika Selatan dari awal pertandingan mencetak gol pertama dengan tendangan kencang dari luar kotak penalti, setelah mendapatkan umpan panjang dari belakang oleh Sneijder.
Slowakia yang minggu lalu mengandaskan juara bertahan Italia, 3-1, mendapatkan tendangan penalti di akhir pertandingan dengan Robert Vittek sukses mengeksekusi tendangan tersebut.
"Ini hari yang bagus apalagi ini pertandingan di Piala Dunia. Kami tidak tampil sangat menawan, namun yang paling penting adalah kami maju ke perempat final." kata Robben.
"Yang paling penting bagi saya adalah memainkan pertandingan pertama. Ini baru tiga minggu setelah saya sembuh dari cedera. Tidak cukup banyak waktu untuk persiapan. Hari ini saya merasa enak, mungkin tidak 100 persen tapi saya merasa nyaman." tambah pemain sayap Bayern Munchen tersebut.
Kemenangan di Stadion Moses Mabhida ini mengantarkan Belanda untuk menghadapi pemenang pertandingan antara Brasil melawan Cile.
"Saya kira kami harus tampil lebih baik lagi di perempat final. Kami harus lebih baik dibandingkan hari ini," kata Robben, yang tidak diturunkan sama sekali di dua pertandingan awal di grup.
Selama 71 menit di lapangan, Robben menjadi tumpuan serangan Belanda, di saat para pemain lain tidak berhasil menciptakan banyak peluang.
Namun penampilan Belanda, walau tidak mengesankan, sudah cukup membuatnya mereka menang di babak penyisihan.
Gol pertama Robben terjadi setelah Sneijder mengirimkan umpan panjang. Di sisi kiri pertahanan Slowakia, Robben menguasai bola, dan melewati dua pemain belakang, sebelum melepaskan tembakan keras dengan kaki kirinya untuk masuk ke sudut gawang Jan Mucha.
Slowakia baru mendapatkan peluang bagus di babak kedua, namun tendangan Miroslav Stoch dan Robert Vittek masih bisa dihalau kiper Maarten Stekelenburg.
Ketika pertandingan sepertinya akan berakhir 1-0, Belanda mencetak gol di menit 84 ketika
Dirk Kuyt berhasil mengelabui kiper Mucha yang keluar dari gawang, sebelum mengirimkan umpan silang ke kotak penalti bagi Sneijder.
Di menit 94, Slowakia mendapatkan tendangan penalti ketika Stekelenburg menjatuhkan Martin Jakubko, dan Vittek menyarang bola dengan mudah.
Posted by
What Do You Want If You Have Second Chance???
at
5:14 PM
0
comments
Argentina dengan meyakinkan melenggang ke babak delapan besar setelah mengalahkan Meksiko 3-1.
Dua gol dari Carlos Tevez dan satu oleh Gonzalo Higuain membawa Argentina bertemu dengan Jerman.
''Yang penting kami masuk perempat final. Kalau untuk persoalan gol, saya hanya ingin efektif saja,'' kata Tevez merendah.
Gol pertama Tevez diselubungi kontroversi yang tidak akan ada habisnya dibicarakan.
Tembakan Tevez diselamatkan kiper Oscar Perez, bola muntahan diterima Lionel Messi yang kembali melambungkan umpan ke Tevez.
Ketika menerima bola dan menyundul ke gawang itulah ia pada posisi offside.
Wasit Roberto Rosetti mensahkan gol yang tercipta di menit ke-26 itu walau dihujani protes pemain Meksiko.
Nasib buruk semakin menimpa Meksiko ketika tujuh menit kemudian pemain belakang Ricardo Osorio salah memberi umpan.
Ia menyodorkan bola kepada pemain Argentina, Gonzalo Higuain yang kemudian tinggal berhadapan dengan kiper Oscar Perez dan menceploskan bola.
Tidak ada yang meragukan gol ketiga Argentina yang dicetak Carlos Tevez. Striker Argentina itu melepas tembakan luar biasa keras di menit ke-52 dari luar kotak penalti. Bola bersarang di pojok kiri gawang bahkan sebelum kiper Meksiko bereaksi.
Usai gol ketiga Argentina mulai menurunkan tempo permainan dan mengganti beberapa pemainnya untuk lebih bertahan.
Berubahnya tempo permainan membuat Meksiko ganti mengambil inisiatif penyerangan. Dan di menit ke-71 sempat muncul harapan ketika Javier Hernandez membuat gol yang indah.
Menerima bola dengan membelakangi gawang ia membalik sekaligus melepaskan tembakan keras dan tak tertahankan kiper Sergio Romero.
Namun gol Meksiko itu sekadar gol hiburan karena kedudukan bertahan tetap 3-1 untuk Argentina hingga akhir pertandingan.
Ini untuk kelima kalinya berturut-turut Meksiko tersingkir di babak 16 besar dunia. Terakhir kali mereka lolos hingga perempat final adalah tahun 1986 ketika mereka menjadi tuan rumah.
Sementara bagi Argentina, pertemuan dengan Jerman di perempatfinal adalah ulangan empat tahun. Argentina saat itu kalah lewat adu penalti.